Seorang kreator teknologi yang tidak ingin menyerah pada batasan standar laptop komersial telah menciptakan sesuatu yang luar biasa. Dengan dedikasi dan usaha selama lebih dari setahun, ia membangun sebuah laptop buatan sendiri, menggunakan sepenuhnya perangkat keras desktop gaming. Hasilnya bukan hanya perangkat yang berfungsi penuh, tetapi juga sebuah karya unik yang dibuat di rumah dengan tangan sendiri.
Permasalahan Laptop Konvensional
Menurut sang kreator, laptop seringkali dirancang dengan cara yang membatasi potensi perangkat kerasnya. Salah satu contohnya adalah perbedaan performa GPU RTX 4090 antara versi desktop dan laptop, di mana versi laptop menunjukkan hampir setengah dari frame rate yang dapat dicapai oleh versi desktop. Ia berpendapat bahwa laptop dibuat untuk tidak dapat di-upgrade, memaksa pengguna untuk membeli yang baru ketika ada masalah.
Sang kreator menganggap hal ini sebagai bentuk eksploitasi terhadap konsumen. Perusahaan laptop lebih memilih untuk memaksimalkan keuntungan daripada memberikan perangkat yang lebih fleksibel dan tahan lama.
Membangun Laptop Sendiri
Tergerak oleh rasa frustrasi, kreator ini memutuskan untuk membangun laptopnya sendiri. Ia memulai dengan komponen-komponen desktop gaming seperti AMD Ryzen 5 5600X, GPU RX6600, motherboard ITX, serta monitor gaming portabel. Proyek ini melibatkan banyak modifikasi dan improvisasi, termasuk memotong port motherboard yang terlalu besar dan menyesuaikan ukuran kartu grafis dengan menggunakan kabel PCI-E ribbon agar sesuai dengan casing laptop yang ia desain sendiri.
Sistem Pendingin yang Diimprovisasi
Salah satu tantangan terbesar dalam proyek ini adalah merancang sistem pendingin yang efektif. Laptop standar menggunakan pipa panas untuk memindahkan panas dari CPU dan GPU ke heatsink, di mana kipas akan membuang panas dari casing. Kreator ini menggunakan pipa panas yang ia bengkokkan sendiri untuk menyesuaikan dengan ukuran laptopnya. Meskipun ini bukan metode yang umum, ia berhasil menciptakan solusi pendingin yang fungsional.
Kipas Khusus
Kipas standar tidak cukup kuat untuk mengatasi panas yang dihasilkan perangkat keras gaming, sehingga kreator ini harus membuat kipas sendiri. Ia menggunakan motor kipas dari AMD dan merancang bilah kipas yang panjang untuk menarik udara masuk dan mengeluarkannya melalui celah. Meskipun ini merupakan langkah eksperimental, kipas yang ia buat ternyata mampu menghasilkan aliran udara yang cukup untuk mendinginkan komponen-komponen laptop.
Rancangan Tray Keyboard dan Layar LCD
Untuk memastikan semua komponen bisa terpasang dengan baik, kreator ini juga mendesain tray keyboard dan casing untuk layar LCD. Setelah memodifikasi keyboard agar lebih tipis dan merancang casing LCD agar dapat menampung layar yang ia gunakan, ia berhasil membuat laptopnya terlihat lebih ramping dan solid. Ia bahkan menambahkan aksen tembaga pada casing untuk memberikan sentuhan estetis yang lebih menarik.
Hasil Akhir
Setelah 14 bulan pengerjaan, laptop ini akhirnya selesai. Meskipun ada beberapa kompromi, seperti keputusan untuk tidak menggunakan baterai demi aliran udara yang lebih baik, kreator ini sangat bangga dengan hasilnya. Laptop ini tidak hanya berfungsi dengan baik, tetapi juga membuktikan bahwa perangkat keras desktop gaming dapat digunakan dalam format laptop.
Proyek ini menyoroti potensi yang sebenarnya dimiliki laptop jika perusahaan teknologi bersedia menghadirkan perangkat dengan komponen yang dapat di-upgrade dan performa yang setara dengan desktop. Meski proyek ini sangat menantang, kreator ini yakin bahwa apa yang ia capai bisa menjadi inspirasi bagi perkembangan laptop di masa depan.
Dan sekarang, ia sedang bekerja pada proyek lain yang lebih "gila" dan menarik. Jika proyek ini berhasil, bukan tidak mungkin ke depan kita akan melihat lebih banyak perangkat serupa yang dapat di-upgrade, lebih tahan lama, dan lebih kuat.